50 Facts That Should Change The World
Beberapa minggu yang lalu bebek baca buku berjudul seperti di atas.
Isinya cukup informatif. Kadang lucu, kadang ngeri dan nakut-nakutin, kadang membuat bebek garuk-garuk kepala (Poin no 25 misalnya. Apa hubungannya topik ini dengan klaim “facts that should change the world”?)Â
(“)Fakta(“) yang disajikan memang berdasarkan referensi yang cukup meyakinkan (dari website PBB, dari berita BBC, dll dll). Tapi menurut bebek, mungkin agak gegabah juga untuk mencampurkan berbagai macam fakta, statistik dan hasil penelitian yang belum tentu sama patokannya.
Point nomor 44 misalnya, angka 27 juta membuat bebek agak-agak mikir: Apakah definisi dari perbudakan itu? Apakah pembantu rumah tangga Indonesia yang pada umumnya “kerja 24 jam” (baca: tinggal bersama keluarga majikan, tidak mempunyai jam kerja yang tetap dan kadang disiksa kalau sial dapet majikan yang dableg) dimasukkan dalam angka 27 juta tersebut? (Bebek pernah baca bahwa ada beberapa LSM asing yang bergerak di bidang HAM mempermasalahkan tentang sistem PRT di Indonesia)
Dalam beberapa topik yang lain, penulis (Jessica Williams) terkesan kurang kuat argumennya. Walau begitu secara keseluruhan bebek cukup gembira dengan buku ini.
Berikut ini adalah 50 topik yang dibahas dalam buku “50 Facts That Should Change The World”.
(Harap jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya setelah membaca judul-judul ini. Kadang judulnya terasa agak menyesatkan =P. Untuk lebih jauhnya, sila baca sendiri bukunya: http://www.amazon.com/Facts-that-Should-Change-World/dp/0972952969Â )
—————————————————————————————-
1. The average Japanese woman can expect to live to be 84. The average Botswanan will reach just 39.
2. A third of the world’s obese people live in the developing world.
3. The US and Britain have the highest teen pregnancy rates in the developed world.
4. China has 44 million missing women.
5. Brazil has more Avon ladies than members of its armed services.
6. Eighty-one per cent of the world’s executions in 2002 took place in just three countries: China, Iran and the USA.
7. British supermarkets know more about their customers than the British government does.
8. Every cow in the European Union is subsidised by $2.50 a day. That’s more than what 75 per cent of Africans have to live on.
9. In more than 70 countries, same-sex relationships are illegal. In nine countries, the penalty is death.
10. One in five of the world’s people lives on less than $1 a day.
11. More than 12,000 women are killed each year in Russia as a result of domestic violence.
12. In 2001, 13.2 million Americans had some form of plastic surgery.
13. Landmines kills or maim at least one person every hour.
14. There are 44 million child labourers in India.
15. People in industrialised countries eat between six and seven kilograms of food additives every year.
16. The golfer Tiger Woods is the world’s highest-paid sportsman. He earns $78 million a year – or $148 every second.
17. Seven million American women and 1 million American man suffer from an eating disorder.
18. Nearly half of British fifteen-year-olds have tried illegal drugs and nearly a quarter are reguler cigarette somerkes.
19. There are 67,000 people employed in the lobbying industry in Washington DC – 125 for each elected member of Congress.
20. Cars kill two people every minute.
21. Since 1977, there have been nearly 80,000 acts of violence or disruption at abortion clinics in North America.
22. More people can identify the golden arches of Mcdonalds than the Christian cross.
23. In Kenya, bribery payments make up a third of the average household budget.
24. The world’s trade in illegal drugs is estimated to be worth around $400 billion – about the same as the world’s lehal pharmaceutical industry.
25. A third of Americans believe aliens have landed on Earth.
26. More than 150 countries use torture.
27. Every day, one in five of the world’s population – some 800 million people – go hungry.
28. Black men born in the US today stand a one in three chance of going to jail.
29. A third of the world’s population is at war.
30. The world’s oil reserves could be exhausted by 2040.
31. Eighty-two per cent of the world’s smokers live in developing countries.
32. More than 70 per cent of the world’s population have never heard a dial tone.
33. A quarter of the world’s armed conflicts of recent years have involved a struggle for natural resources.
34. Some 30 million people in Africa are HIV-positive.
35. Ten languages die out every year.
36. More people die each year from suicide than in all the world’s armed conflicts.
37. Every week, an average of 88 children are expelled from American schools for bringing a gun to class.
38. There are at least 300,000 prisoners of conscience in the world.
39. Two million girls and women are subjected to female genital mutilation each year.
40. There are 300,000 child soldiers fighting in conflicts around the world.
41. Nearly 26 million people voted in the 2001 British General Election. More than 32 million votes were cast in the first season of Pop Idol.
42. America spends $10 billion on pornography every year – the same amount it spends on foreign aid.
43. In 2003, the US spent $396 billion on its military. This is 33 times the combined military spending on the seven ‘rogue states’.
44. There are 27 million slaves in the world today.
45. American discard 2.5 million plastic bottles every hour. That’s enough bottles to reach all the way to the moon every three weeks.
46. The average urban Briton is caught on camera up to 300 times a day.
47. Some 120,000 women and girls are trafficked into Western Europe every year.
48. A kiwi fruit flown from New Zealand to Britain emits five times its own weight in greenhouse gases.
49. The US owes the United Nations more than a billion dollars in unpaid dues.
50. Children living in poverty are three times more likely to suffer a mental illness than children from wealthy families.
3 Comments
Comments RSS TrackBack Identifier URI
Leave a comment
29. A third of the world’s population is at war.
Masa sih? Contohnya apa aja sampe banyak gitu…
——————————————————-
Nah itulah… Benernya tergantung apa definisi dari “war” itu sendiri. Apakah ribut-ribut di Poso dan Ambon diitung sebagai “war”? Apakah tawuran antar warga yang berkelanjutan sampai turun-temurun juga dianggap “war”?
Entah juga d.
(bebek)
Dia diwawancara dengan ABC dan bisa dilihat di sini: http://www.abc.net.au/rn/inconversation/stories/2005/1407371.htm
Di situ ia menjelaskan apa yang dimaksud dengan 1/3 penduduk dunia yang tengah berperang itu.
Yang menarik untuk diketahui adalah apakah dia melakukan uji-silang atas referensi yang dipakai. Ini memang kerja berat tetapi untuk mencapai akurasi memang perlu.
Tapi menariknya justru buku semacam ini yang mungkin bisa mengguggah ketimbang analisa akademik yang kering dan ketat.
Sama seperti bukunya Peter Singer-One World yang bicara tentang etika globalisasi. Ringan dan informatif.
Pengen juga sih baca tetapi masih ada bacaan lain.
tuk semua yng punya info tentang artikel yang menyangkut PRT,tlg kasih tahu saya.karena saya lagi cobagali info tentang hak2 PRT indo yg notabene blm ada perlindungan mengenai hak2 mereka.untuk bebek…..saya suka artikel anda..apa yang anda katakan tentang nasib PRT,betul…..i know it!
——————————————–
Sepertinya komen dikau mengacu pada paragaf ini ya:
Point nomor 44 misalnya, angka 27 juta membuat bebek agak-agak mikir: Apakah definisi dari perbudakan itu? Apakah pembantu rumah tangga Indonesia yang pada umumnya “kerja 24 jam†(baca: tinggal bersama keluarga majikan, tidak mempunyai jam kerja yang tetap dan kadang disiksa kalau sial dapet majikan yang dableg) dimasukkan dalam angka 27 juta tersebut? (Bebek pernah baca bahwa ada beberapa LSM asing yang bergerak di bidang HAM mempermasalahkan tentang sistem PRT di Indonesia)
Benernya di paragraf di atas, daku sama sekali tidak memberikan pandangan apapun, cuma memberi info. Daku pernah membaca suatu artikel atau postingan orang di milis, mengenai pengkategorian sistem PRT di Indonesia pada umumnya sebagai “perbudakan”, terutama oleh LSM asing. Dan bebek cukup setuju dengan pendapat tersebut. Sistem PRT yang tinggal bersama dengan keluarga yang mempekerjakannya bagi orang luar memang terkesan seperti perbudakan karena tidak ada batas jam kerja. Tapi dalam beberapa hal tertentu, bekerja menjadi PRT mungkin lebih baik daripada menjadi buruh pabrik (yang juga rawan eksploitasi dengan gaji sebatas atau bahkan di bawah UMR).
Pada umumnya PRT tinggal bersama keluarga yang mempekerjakannya dan sudah berikut makan. Dan masih lagi ada gaji. Sementara menjadi buruh pabrik, resiko bisa saja lebih besar (tergantung pabrik apaan), dengan gaji yang mungkin cuma sekitar UMR-an masih harus lagi mengeluarkan uang kontrak rumah (bagi yang masih mengontrak), blum lagi ongkos transport ke tempat kerja dan uang makan.
Dalam beberapa hal, PRT jika beruntung (emang seharusnya gitu sih) bisa bekerja dengan keluarga yang baik-baik, bahkan mungkin bisa saja taraf hidupnya “kecipratan” dengan keluarga yang mempekerjakannya.
Dengan begitu, pengkategorian pekerjaan PRT sebagai perbudakan (kebanyakan oleh LSM asing yang tidak mengerti kondisi pekerja di Indonesia pada umumnya) mungkin terlalu gegabah jika dipukul rata begitu saja.
(bebek)